Sukoharjo, 13/05/2024 – Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Mendedah Posisi Etnografi dalam Living Qur’an” di Aula Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. Seminar ini dihadiri oleh Dekan dan jajarannya, Ketua Jurusan Ushuluddin dan Humaniora (Ari Hukmawati, S.Ag.,M.Pd), segenap dosen Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta mahasiswa. Kegiatan seminar ini bertujuan mengembangkan intelektual mahasiswa IAT dengan menghadirkan narasumber yang merupakan pakar di bidangnya. Dr. Ahmad Rafiq, M.A (UIN Sunan Kalijaga) adalah peneliti yang fokus dalam kajian Living Quran dan Dr. Zamzam Fauzanafi, M.A (UGM) adalah seorang antropolog yang sekaligus Kepala Laboratoriun Riset dan Aksi UGM. Bertindak sebagai moderator adalah Siti Fathonah, M.A., yang sekaligus Koordinator Prodi IAT. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah menyampaikan analogi tentang prilaku masyarakat yang secara tidak langsung bisa disebut sebagai Al-Quran yang hidup, yaitu banyaknya orang yang melakukan aktifitas tertentu karena ingin ’ngalap berkah’.
Rafiq dalam paparannya membahas tentang dua buku penting dalam diskusi Living Quran. Pertama, The Art of Reciting Al-Qur’an, kedua, The Walking Quran. Buku pertama mengulas sejarah rekaman Al-Qur’an di Mesir, termasuk fatwa yang melarang wanita membaca Al-Qur’an dengan nada di ruang publik maupun merekamnya. Buku kedua membahas pendidikan menghafal Alquran di Senegal pada masa kolonialisme Perancis, dengan metode tradisional yang keras. Adapun Fauzanafi memperkenalkan model baru etnografi dengan format flat etnografi dan sonic etnografi sebagai pendekatan baru dalam penelitian Living Quran. Diskusi menjadi semakin hidup dengan dua respon yang diperlihatkan oleh mahasiswa dengan pertanyaan tentang posisi Living Quran dan peluang mendunianya kebudayaan Indonesia dalam skup internasional.