Surakarta- Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta melaksanakan kegiatan Penguatan Mutu Berbasis Program Studi (14/10/2025). Kegiatan berlokasi di PP. Raudlatul Muhibbin Al Mustainiyyah Surakarta dan diikuti oleh 30 santri. Gagasan yang mendasari penguatan mutu berbasis prodi IAT disesuaikan dengan kebutuhan serta sasaran penguatan mutu berbasis prodi. Tema yang diangkat dalam kesempatan kali ini adalah Tantangan Belajar Ilmu Tafsir di Era Artificial Intelligence. Acara Penguatan Mutu Berbasis Prodi di hadiri oleh tim pelaksana yang terdiri dari Prof. Dr. H. Abdul Matin, Lc., M.Ag, Dr. Hj. Ari Hikmawati, S.Ag., M.Pd, H. Tsalis Muttaqin, Lc., M.S.I dan Nurul Aulia, M.H. Proses acara berlangsung 2 jam dari jam 10.00-12.00 WIB.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh moderator, dilanjutkan dengan pembacaan pengantar tema diskusi dan pentingnya merespons tantangan zaman dalam pengembangan keilmuan tafsir. Dalam sambutannya Dr. Hj. Ari Hikmawati, S.Ag., M.Pd selaku perwakilan dari tim pengembang mutu prodi menekankan pentingnya inovasi dalam pembelajaran tafsir, serta perlunya kolaborasi lintas bidang untuk menjawab tantangan era digital. Hadir pula Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, M.H selaku pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin Mustainiyyah Surakarta. Beliau menekankan kerjasama ini menjadi langkah konkret dalam membangun jembatan antara keilmuan pesantren dan akademik universitas, dua tradisi keilmuan Islam yang saling melengkapi. Pesantren dengan kekayaan sanad dan metode klasiknya, serta universitas dengan kekuatan riset dan metodologi ilmiah, diharapkan dapat bersinergi melahirkan model pembelajaran tafsir yang adaftif terhadap perkembangan zaman.
Prof. Dr. H. Abdul Matin, Lc., M.Ag sebagai pemateri menjelaskan dinamika tafsir klasik hingga kontemporer. Selain itu disampaikan juga bahwa AI dapat menjadi sarana bantu dalam analisis teks tafsir namun juga berpotensi menimbulkan bias serta menyoroti perlunya kebijakan akademik untuk mengatur penggunaan teknologi dalam kegiatan pembelajaran dan penelitian tafsir dan menekankan perlunya etika dalam penggunaan teknologi. H. Tsalis Muttaqin, Lc., M.S.I sebagai pemantik lainnyamenjelaskan tantangan metodologis dalam memahami makna Al-Qur’an melalui platform digital dan memberikan contoh aplikasi tafsir digital dan AI seperti chatbot berbasis tafsir, serta analisis semantik berbantuan AI. Beberapa pertanyaan dan diskusi muncul antara lain tentang integrasi AI dalam Tafsir serta jangkauan AI dalam memaparkan materi tafsir.

Para narasumber memberikan tanggapan bahwa AI bersifat membantu, bukan menggantikan otoritas keilmuan. Diperlukan kurikulum adaptif dan pelatihan bagi dosen maupun mahasiswa dalam penggunaan teknologi secara bertanggung jawab karena AI adalah alat bantu, bukan pengganti, diperlukan kebijakan mutu berbasis teknologi dalam Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut diharapkan ada penyusunan pedoman penggunaan AI di lingkungan akademik.
Red. Nurul Aulia