“Mahasiswa IAT harus hadir dan bimbing masyarakat dengan Al-Qur’an”. Ungkapan ini disampaikan Habib Husein Ja’far Al-Hadar dalam pembekalan KKL IAT 2022. (06/08/22). Selain itu, tantangan dunia digital yang tak terbendung mengakibatkan banyaknya anak-anak muda yang belajar Al-Qur’an dan Islam dari media digital. Dalam tataran ini, mahasiswa tampil di ruang-ruang yang dibutuhkan masyarakat sebagai sarjana yang mempelajari Al-Qur’an.
Habib Husein juga menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang sudah lengkap. Sebagai seorang yang banyak mendampingi generasi muda yang ‘awam’ dalam agama di perkotaan, beliau sering kali mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana namun susah untuk dijawab. Namun beliau mencontohkan, bahwa beberapa pertanyaan kekinian bisa diselesaikan dengan kajian Al-Qur’an.
Selain itu, Al-Qur’an adalah ilmu yang sangat penting dan harus dilandasi dengan pertanggung jawaban rentetan ‘sanad’. Hal ini karena Al-Qur’an mempunyai kesakralitasnya sendiri. Inilah yang menjadikan program studi dengan sebagian besar berisi para santri, mahasiswa harus berani dan yakin dengan ilmu yang dimiliki. “Ilmu Al-Qur’an yang selama ini anda pelajari, harus dapat disalurkan dengan cara kekinian. Inilah yang sebenarnya saya lakukan”, ungkap pria lulusan Magister Tafsir Hadis ini.
Sebagai Sekertaris Jurusan Ushuluddin dan Humaniora FUD, Tsalis Muttaqin memberikan pengantar yang cukup penting. Ia menyambut positif segala kreatifitas yang dilakukan anak-anak muda. “Setiap generasi punya masanya sendiri. Namun yang tak akan pernah mati adalah pemilik ilmu. Kita kini mungkin disuguhi banyak platform media digital, namun konten [baca: ilmu] menjadi kunci. Dalam hal ini, Habib Husein kiranya menjadi sosok bukti”. Demikian papar Tsalis dalam sambutannya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi atas kegiatan ini, Nur Rohman, selaku koordinator Prodi IAT mengatakan bahwa kehadiran Habib Husein ke IAT UIN Raden Mas Said Surakarta adalah suatu keistemawaan. Pasalnya, mengundang praktisi bukan perkara mudah. Jadwal yang padat seringkali menjadi kendala. Oleh karena itu Rohman berharap adanya satu insightterbaru bagi mahasiswa IAT dari praktisi dakwah di media sosial. Inilah salah satu alasan mengapa pembekalan KKL 2022 ini, prodi IAT sengaja menghadirkan sosok penting ini. Karena di lapangan, mahasiswa akan dihadapkan pada problem yang seringkali relevant dengan perkuliahan, terkadang bertolak belakang. Kemampuan kontekstualisasi tafsir atas Al-Qur’an adalah kunci.