Setelah melakukan pengabdian kepada Masyarakat tahap satu yang dilaksanakan di Krapyak kartasura, 7 Juli 2020. 9 Juli 2020 Prodi IAT kembali melakukan pengabdian kepada masyarakat tahap dua di Aula Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Solo dengan mengusung tema Beribadah dan Pembelajaran Al-Qur’an di Masa Pandemi. Acara yang dihadiri pengurus KKG PAI Kabupaten Sragen ini dihadiri Tsalis Muttaqin dan Ari Hikmawati sebagai nara sumber.
Dalam paparannya Tsalis Muttaqin mengetengahkan bahwa apa yang menjadi keputusan pemerintah untuk melakukan shalat dengan sistem jaga jarak, cuci tangan dengan hand sanitizer sebelum shalat dan memakai masker ketika melakukan shalat berjamaah merupakan keputusan yang pada dasarnya untuk keselamatan warga negara. Dalam mengambil keputusan ini tentu saja pemerintah tidak sendirian. Pemerintah menggandeng MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan ormas Islam dan lainnya. Dengan demikian, apa yang menjadi keputusan pemerintah mempunyai dasar hukum yang kuat secara syari’ah.
Tsalis selanjutnya menjelaskan bahwa persoalan penundaan ibadah haji bagi orang luar Mekkah yang diputuskan pemerintah Arab Saudi juga tidak perlu ditanggapi apriori. Tsalis mengungkap sebab musabab perjanjian Hudaibiyah di masa Rasulullah yang mengakibatkan pada tahun itu Rasulullah dan para sahabat tidak dapat melaksanakan ibadah haji. Pada waktu itu ada beberapa sahabat yang kecewa dengan keputusan Rasulullah untuk menerima perjanian Hudaibiyah yang mengakibatkan ibadah haji umat Islam tertunda. Diantara yang kecewa waktu itu ialah Umar bin al-Khathab. Hikmah Allah sedang berjalan, setahun setelah perjanjian Hudaibiyah yang akhirnya banyak dilanggar oleh kafir Quraisy itu, menjadi titik awal kemenangan Umat Islam. Tahun berikutnya terjadi Fathu Makkah dan kafir Qurasiy takluk kepada Umat Islam. Umat Islam akhirnya bisa melaksanakan ibadah haji dengan tenang dan membawa kemenangan. Lebih lanjut Tsalis menjelaskan, kalau umat Islam mau sabar dan menerima dengan ikhlas atas bencana yang berupa wabah pandemi Covid-19 ini, tidak menutup kemungkinan Allah akan memberi kemenangan dan kenikmatan yang melimpah setelah pandemi selesai. Sunatullah selalu berjalan seperi itu, setelah diuji Allah, umat Islam diberi kemenangan dan kenikmatan yang besar. Di dalam sejarah, umat Islam selalu diuji Allah dengan berbagai musibah dengan berbagai kerugian, sebelum akhirnya dilimpahkan Allah dengan berbagai kemenangan. Dalam memaparkan pandangannya, Tsalis yang juga Kaprodi IAT IAIN Surakarta, banyak mengemukakan argumentasi fikih dengan diselingi dalil-dalil berupa ayat Al-Qur’an dan hadis.
Ari Hikmawati, narasumber kedua, memaparkan tentang betapa sulitnya pembelajaran Al-Qur’an di masa pandemi. Di masa-masa normal, dimana seorang guru ngaji berhadapan langsung dengan peserta didik saja, harus penuh kesabaran untuk membimbing peserta didik dalam pembelajaran Al-Qur’an. Apalagi dimasa pandemi, dimana semua proses pembelajaran harus dilaksanakan secara daring. Ari menekankan bahwa sesulit apa pun, upaya pembelajaran Al-Qur’an harus terus diupayakan, karena hal ini merupakan kewajiban seorang guru agama untuk mencerdaskan bangsa. Dalam hal ini umat Islam.
Acara yang dikemas dengan model dengar pendapat ini mendapat respon balik dari peserta. Beberapa peserta mengemukakan berbagai kesulitan yang dihadapi dalam pengajaran di masa pandemi. Sementara di antara peserta yang lain ada yang mengemukakan pengalamannya dan mengusulkan beberapa solusi. Acara berlangsung menarik karena ada interaksi dan diskusi yang hidup dn konstruktif antara peserta dan nara sumber. Acara pengabdian kepada masyarakat ini ditutup denga doa dan foto bersama. (TM).