Gorontalo – Nur Rohman (Koordinator Prodi IAT) dan Islah Gusmian hadir dalam annual meeting dan Konferensi Internasional Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (AIAT) se-Indonesia. Agenda tahunan yang dihadiri seluruh perwakilan program studi IAT se-Indonesia ini sempat tertunda selama dua tahun 2020-2021 karena pandemi. Pada tahun 2022 ini, pertemuan Asosiasi ini digelar di Gorontalo, Sulawesi Utara pada 13-16 September di hotel Aston Gorontalo. Kegiatan ini nampaknya mengundang antusiasme yang cukup tinggi, karena dihadiri lebih dari 60 utusan prodi se-Indonesia, serta perwakilan yang mengikuti secara daring.
Pada pertemuan ini dibahas berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas keilmuan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta pengelolaan program studi. Di antara yang didiskusikan yakni tentang kerjasama antar prodi, pelaksanaan MBKM, kurikulum dan lainnya. Ada beberapa rumusan yang dihasilkan, yakni para peserta pertemuan sepakat untuk melakukan kerjasama dalam bidang peningkatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan berbagai macam skema kegiatan.
Selain agenda tersebut, pada saat yang sama juga digelar international conference guna mendiskusikan hasil penelitian dosen-dosen IAT se-Indonesia. Hadir secara daring dalam agenda ini Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. K.H. Yudian Wahyudi (Kepala BPIP RI), Prof. Karen Bauer (The Institute of Ismaili Studies, London), dan Prof. Waled Saleh (University of Toronto). Para tokoh ini sengaja dihadirkan untuk menjadi pembicara kunci. Pada kesempatan ini, Prof. Quraish Shihab berbicara tentang toleransi dalam Al-Qur’an. Prof. Yudian menjelaskan tentang kisah Nabi Adam, Nabi Daud hingga Nabi Muhammad dan menariknya ke dalam pemahaman atas Pancasila. Sementara Karen Bauer menjelaskan tentang Quranic Emotions dan Prof Walid Saleh memaparkan risetnya mengenai pandangan baru periodesasi Tafsir.
Pada sesi konferensi ini, Islah dan Nur Rohman turut tampil menjadi presenter dan mempresentasikan hasil penelitiannya. Presentasi ini dilakukan setelah sebelumnya mereka berdua dinyatakan lolos seleksi abstrak oleh panitia. Dalam kesempatan ini, Islah mempresentasikan penelitiannya tentang dimensi sains dalam tafsir pesantren. Kasus yang ia angkat adalah kitab tafsir Al-Ibriz karya K.H. Bisri Musthofa. Sementara Nur Rohman mempresentasikan penelitiannya tentang karya-karya disertasi Studi Qur’an dan Tafsir di Indonesia yang kemudian ia sebut dengan lintasan baru (New Trajectories) studi tafsir di Indonesia.