Ta’lim (pembelajaran) Al-Qur’an menjadi satu hal yang sangat penting di Indonesia. Pembelajaran Al-Qur’an sebagai basis pengetahuan dan doktrin agama Islam juga telah berjalan sejak lama di Indonesia. Akan tetapi, di tengah arus dunia yang serba digital, fenomena pembelajaran juga menuai tantangan yang semakin kompleks. Salah satunya adalah budaya mempelajari Al-Qur’an dengan cara instant dan mengabaikan etika-etika dalam interaksi dengan Al-Qur’an. Selain itu, pada saat yang sama semangat keberagamaan yang meningkat sering kali dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok untuk kepentingan mereka yang sama sekali jauh dari nilai-nilai ajaran agama. Dalam konteks inilah Sub-Direktorat Pendidikan Al-Qur’an Direktorat PD Pontren Kementerian Agama RI, menginisiasi penulisan buku ‘Mengenali Praktik Baik Ta’lim Al-Qur’an: Serial Moderasi Beragama’.
Penjelasan di atas adalah di antara kutipan penjelasan Dr. Mahrus el-Mawa dalam acara bedah buku ‘Mengenali Praktik Baik Ta’lim Al-Qur’an’. (19/01/23). Buku ini ditulis oleh beberapa dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, salah satunya adalah dosen IAT, Nur Rohman. Terbitnya buku ini sekaligus menjadi bukti kerjasama antara Sub-Direktorat Pendidikan Al-Qur’an Kemenag RI dengan IAT dan Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM-PIN) UIN Raden Mas Said Surakarta. Kerjasama ini tidak hanya berhenti pada aspek penulisan buku saja, melainkan dilanjutkan dengan diskusi dengan cara membedah buku ini yang bertempat di Gedung Pusat Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta. (19/01/23).
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Sub-Direktorat Pendidikan Al-Qur’an, Dr. Mahrus el-Mawa, Dr. Nur Kafid, dan Dr. Faizatul Anshoriyah (Pegiat Pembelajaran Al-Qur’an sekaligus Dosen UNS Surakarta). Kegiatan yang dilaksanakan atas kerjasama Subdit-PQ, HMPS IAT, Yasayan Islam Santun dan PPM-PIN ini mendapat animo yang cukup meriah. Sekitar 75 orang hadir dan tidak hanya berasal dari mahasiswa IAT, melainkan hadir pula beberapa dosen dan mahasiswa dari beberapa prodi lain, termasuk para guru LPQ di sekitar kampus UIN Raden Mas Said Surakarta.
Dr. Mahrus el-Mawa yang menjadi pembicara kunci pada kegiatan ini juga menegaskan bahwa buku ini ditujukan untuk memotret tradisi praktik pembelajaran Al-Qur’an yang sejalan dengan visi moderasi beragama. Hal ini pula yang kemudian dijabarkan oleh Nur Kafid, bahwa selama ini praktik baik pembelajaran Al-Qur’an yang ada di pesantren-pesantren sejalan dengan nilai-nilai moderasi beragama sudah ada dan dijalankan sejak lama. Bahkan lebih lama dari istilah moderasi beragama dicanangkan. Oleh Karena itu, praktik baik ini perlu didokumentasikan dan disebarluaskan bagi generasi masa kini. Sehingga mereka memahami adab dan tatacara dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an yang kini semakin terkikis.
Sementara Dr. Faizatul Anshoriyah menggaris bawahi pentingnya mempunyai sikap adaptif dan akomodatif dalam beragama. Sebagai praktisi dakwah dan pendidik dalam pembelajaran Al-Qur’an di masyarakat, ia menekankan pentingnya sikap kelenturan dan kelenturan sangat diperlukan dalam beragama. Hal ini tak lepas dari maraknya fenomena mudah menyalahkan, hanya karena orang lain berbeda dengan kelompoknya. Fenomena semacam ini muncul akibat semangat keberislaman yang tidak dibarengi dengan keilmuan yang memadahi. Salah satu yang ia catat juga adalah pentingnya sanad ilmu, yang juga dijelaskan dalam buku ini. Pada sesi seminar, ia juga menyebut salah satu peserta yang juga bagian dari cucu dari simbah nyai Hj. Maryam Solo yang juga menjadi mahasiswa di prodi IAT UIN Raden Mas Said Surakarta.
“Simbah Nyai Hj. Maryam sendiri adalah salah satu tokoh kenamaan yang turut menjadi tonggak penyebaran Al-Qur’an di Solo. Oleh karena itu, di antara ajaran penting beliau masuk ke dalam bagian buku yang dibedah hari ini”, tegas Zainal salah satu penulis buku yang juga hadir. Di akhir sesi, panitia kemudian memberikan buku sebagai bagian dari penghormatan. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan baik oleh para pembelajar Al-Qur’an.