Gandeng Mahasiswa, Prodi IAT Melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Pondok Pesantren Al-Musthofa Boyolali

Boyolali, 30/04/2024 – Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pondok Pesantren Al-Musthofa Ngeboran Boyolali. Bertemakan “Tahun Al-Qur’an Digitalisasi: Alternatif Dokumentasi Al-Qur’an dalam Era Modernisasi,” acara tersebut menjadi forum penting dalam menyikapi perubahan zaman terkini.

Hadir dalam kegiatan ini, Ibu Elvi Naimah, Lc., menjadi pemateri utama, didampingi oleh Ibu Siti Fathonah, MA, sebagai moderator. Selain itu Kyai H. Raden Yasin yang bertindak sebagai Pengasih juga menyambut baik program ini sebagai bukti tindak lanjut kerjasama antara FUD dengan Pesantren. Para santri putra dan sebagian kecil santri putri turut menunjukkan atensi mereka terhadap acara PKM. Diskusi dibuka dengan maping beragam pemikiran tentang dampak modernisasi terhadap kehidupan, seperti perbedaan ideologi, gaya hidup konsumtif, dan kesenjangan sosial, serta aspek ruhani yang berkaitan dengan kesibukan dan spiritualitas manusia. Kondisi itulah yang selanjutnya memantik terjadinya evolusi budaya dalam konteks respon masyarakat terhadap Al-Qur’an

Salah satu fokus utama dalam munculnya fenomena digitalisasi Al-Qur’an adalah respon terhadap perubahan zaman. Bukan sekadar pemindahan teks, digitalisasi ini merangkum konten Al-Qur’an dalam berbagai format yang sesuai dengan tren dan kebutuhan zaman, mulai dari tafsir hingga kaligrafi. Melalui pendekatan ini, Al-Qur’an tidak hanya tetap relevan, tetapi juga terintegrasi dengan permasalahan kontemporer seperti gaya hidup digital dan konsumtif.

Dalam sesi tanya jawab, dua santri pondok menyampaikan pertanyaan dan permasalahan mereka dalam merespon materi narasumber. Ridwan mengajukan pertanyaan mengenai peran Al-Qur’an dalam menghadapi dampak negatif modernisasi, sedangkan Aliya menyampaikan keingitahuannya tentang strategi untuk memahamkan orang lain tentang pentingnya memahami Al-Qur’an secara komperhensif.

Al-Qur’an memberikan panduan atas berbagai persoalan kehidupan salah satunya dampak dari modernisasi, ujar Na’imah menjawab. Era moderenisasi ini meskipun segala sesuatu dapat dilakukan di rumah tetapi seseorang cenderung suka berdiam diri di rumah dan tidak mau bersosialisasi. Melihat hal tersebut Na’imah menambahkan bahwa misalnya dalam hal silaturahmi mungkin saja dapat dilaksanakan melalui WhatsApp tapi bertemu langsung akan terasa berbeda, terdapat keberkahan yang tidak bisa dihitung tetapi dapat dirasakan. Sementara itu menyoroti bahaya kehilangan rasa cinta terhadap Al-Qur’an akibat digitalisasi yang tidak diresapi, Naimah menekankan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam memahamkan orang lain tentang keutamaan membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan.

Kontributor: Siti Fathonah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *