Wabah dalam Lintasan Sejarah

Wabah yang menimpa dunia saat ini, bukan kali pertama. Sepanjang sejarah tercatat wabah terjadi di beberapa belahan dunia dan menewaskan ribuan bahkan jutaan umat manusia. Beberapa kitab seperti al-Tha’un karya Albert Camus, Badzlul Ma’un Fi Fadhli al-Tha’un karya Ibn Hajar al-Asqalani, Muqaddimah, Ibn Khaldun, dan lain-lain secara detail merekam bagaimana wabah mendera umat manusia pada masanya secara dramatis.

Pada tahun 541-542 M, wabah Justinian disebut sebagai wabah yang menakutkan. Wabah tersebut menimpa kekaisaran Bizantium (Romawi Timur) dan terutama ibukotanya, konstantinopel serta Kekaisaran Sasan dan kota-kota pelabuhan di sekitar seluruh Laut Mediterania. Wabah ini disebutkan mengalami pengulangan hingga tahun 750 M. Wabah tersebut berawal ketika kapal dagang menyimpan tikus yang membawa kutu yang terinfeksi wabah.

Beberapa sejarawan percaya bahwa wabah Justinian adalah salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah, yang mengakibatkan kematian sekitar 25-100 juta orang selama dua abad. Jumlah korban jiwa setara dengan setengah dari populasi Eropa pada saat itu. Wabah Justinian menghancurkan Konstantinopel dan menyebar seperti api ke seluruh Eropa, Asia, Afrika Utara, dan Arab yang menewaskan sekitar 30 hingga 50 juta orang. Sekitar setengah dari populasi dunia pada saat itu. Sejarawan modern menamai wabah ini berdasarkan nama Kaisar Romawi Yustinianus I, yang berkuasa pada saat itu. Yustinianus I juga mengidap penyakit tersebut, namun merupakan satu dari sedikit orang yang berhasil bertahan hidup.

Pandemi paling fatal kedua setelah wabah Yustinian yang tercatat dalam sejarah manusia adalah The Black Death (Kematian Hitam). Pandemi ini mengakibatkan kematian hingga 75-200 juta orang di Eurasia dan Afrika Utara. Pandemi ini memuncak di Eropa dari tahun 1347 M hingga 1351 M. Wabah tersebut menciptakan pergolakan agama, sosial, dan ekonomi, dengan efek mendalam pada perjalanan sejarah Eropa.

Kematian Hitam mungkin berasal dari Asia Tengah atau Asia Timur. Ada juga yang mengatakan ia dibawa oleh orang yang melakukan perjalanan di sepanjang Jalur Sutra, mencapai Krimea pada tahun 1347 M. Dari sana, kemungkinan besar dibawa oleh kutu yang hidup di atas tikus hitam yang bepergian dengan kapal dagang Genoa, menyebar ke seluruh Cekungan Mediterania dan mencapai Afrika, Asia Barat, dan seluruh Eropa melalui Konstantinopel, Sisilia dan Semenanjung Italia. Black Death diperkirakan telah membunuh 30% hingga 60% dari populasi Eropa.  Secara total, wabah ini mungkin telah mengurangi populasi dunia dari sekitar 475 juta menjadi 350-375 juta pada abad ke-14. Butuh 200 tahun bagi populasi Eropa untuk pulih ke level sebelumnya.

Ada sesuatu yang menarik dari adanya pandemi tersebut. Dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa masyarakat ketika itu banyak yang kemudian mendorong anak dan keluarga mereka untuk mempelajari ilmu kedokteran. Sehingga pada saat itu, ilmu kedokteran kian maju dari sebelumnya.

Kini kita dihadapkan pada wabah pandemi yang menakutkan semua manusia berupa virus Corona.  Banyak negara yang ketakutan dan menutup diri untuk antisipasi wabah ini. Apakah wabah ini akan tercatat sebagai wabah ketiga yang mematikan manusia atau akan berakhir secepatnya? Kita memohon kepada Allah semoga tragedi ini cepat selesai.  Apa yang terjadi kemudian, hanya Allah Yang Maha Tahu. Pelajaran yang paling berharga yang dapat kita ambil adalah betapa manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Menghadapi virus yang sangat kecil dan lembut yang tidak terlihat kasat mata saja tidak berdaya. Sebagai manusia, masihkah kita berhak untuk sombong dan merasa besar?

*Tsalis Muttaqin: Dosen dan Kaprodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Artikel juga dimuat di: https://islamsantun.org/wabah-dalam-lintasan-sejarah/

Photo: Indozone.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *