Prodi IAT kembali Sumbang Mahasiswa Terbaik Penghafal Al-Qur’an dalam Wisuda ke-47 Tahun 2021

Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) kembali dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik penghafal Al-Qur’an pada wisuda ke-47 tahun 2021 (23/08/21). Kali ini nama Muhammad Habib Zainul Huda dicatat sebagai penerima penghargaan itu. Santun, kalem, dan tekun. Begitulah kiranya gambaran mahasiswa asal Ngawi Jawa Timur ini. Dalam sambutannya yang ditayangkan secara virtual, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di IAIN Surakarta yang telah berjasa. Ia juga mengajak para mahasiswa untuk terus bertaqwa dalam arti yang luas. Pada momen ini, tentu pengelola program studi mengucapkan selamat kepada Habib, dan semua mahasiswa IAT yang hari ini telah diwisuda.

Bertempat di Gedung Graha kampus setempat, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Dr. Islah, M.Ag. mengucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa yang diwisuda. Islah kembali menjelaskan taglineFakultas yang selama ini digaungkan, ‘obah mamah, mingset geget’. Sebuah pepatah Jawa yang sejalan dengan ajaran Al-Qur’an. Bergeraklah, gerakkan tanganmu, gerakkan fikiranmu, gerakkan imaginasimu. Karena makhluk bergerak dijamin rezekinya oleh Allah, pesan Islah.

Selain itu, ada pesan-pesan penting lainnya dalam acara yang digelar secara virtual ini. Rektor, Prof. Dr. H. Mudofir mengingatkan para wisudawan agar terus berkiprah dan menjaga nama baik lembaga. Semangat alih status dari IAIN menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta Rektor dengan penuh optimis para mahasiswa dapat mengambil pelajaran-pelajaran penting dari lembaga ini untuk masa depan yang lebih baik.

Pesan lainnya disampaikan ketua senat Prof. Dr. Musa Asy’ari yang mengucapkan terima kasih kepada seluruh wali mahasiswa yang telah mempercayakan putra-putrinya belajar di IAIN kini UIN Raden Mas Said Surakarta. Para Mahasiswa yang diwisuda ini diingatkan juga agar mempunyai kecakapan digital sebagaimana eranya. “Era digital adalah realitas artifial yang membutuhkan kecapakan dan kecerdasan tersendiri. Anak-anakku harus mampu mengembangkan diri”,pinta Musa. Musa Asy’ari juga berpesan agar tidak berhenti belajar memperkuat moral ketika para mahasiswa terjun ke dalam masyarakat dan dalam karir apapun. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *